Fungsi trafo tegangan adalah untuk memperoleh tegangan yang
sebanding dengan tegangan yang hendak dipergunakan dan untuk memisahkan sirkuit
dari sistem dengan tegangan tinggi
(yang
selanjutnya di sebut sirkuit primer) terhadap sirku it dimana alat ukur
(instrumen) tersambung (yang selanjutnya disebut sirkuit sekunder). Beda dengan
transformator tenaga yang dibutuhkan adalah tegangan dan daya keluarannya
tetapi pada trafo tegangan yang dibutuhkan adalah tingkat ketelitiannya dan
penurunan tegangannya yang disesuaikan dengan alat ukur.
Contoh : (150.000/V3) / (100/V3) V, (20.000/V3) / (100/V3).
20.000/100 V
15.000/V3 = E1
Merupakan Tegangan Primer
100/V3 = E2 Merupakan Tegangan Sekunder
E1/E2 = N1/N2 = a
N1 > N2 (N1 jumlah lilitan primer, N2 jumlah lilitan
sekunder)
a : Perbandingan transformasi merupakan nilai yang konstan
JENIS TRAFO TEGANGAN
• Trafo tegangan dengan inti besi seperti transformator biasa
umumnya untuk tegangan rendah sampai dengan tegangan tinggi
• Trafo tegangan dengan kapasitor, di sadap pada tegangan
menengah, kemudian diturunkan dengan transformator ke tegangan rendah, umumnya
digunakan pada tegangan tinggi dan tegangan ekstra tinggi (Capasitive Voltage
Transformer, CVT)
JENIS - JENIS TRAFO TEGANGAN
A. Dipasang antara fase dan fase
B. Dipasang antara fase dan tanah
C. Trafo tegangan dengan 3 lilitan, lilitan ke tiga untuk
relai gangguan bumi
D. Trafo tegangan dengan 3 lilitan, lilitan ke dua untuk
relai ke 1 dan meter, lilitan ke tiga untuk relai ke dua.
Tegangan Sekunder (Volt)
100 Atau 110
100/V3 Atau 110/V3
100/3 Atau 110/3
120 Atau 120/V3
Pemasangan
Catatan : PT dengan pengenal 20.000/100 V dapat dipasang untuk sambungan 3 fase / 3 kawat 3 fase, 4 kawat. PT dengan pengenal (20.000/V3) / (100/V3) hanya untuk sistem 3 fase, 4 kawat dan titik netral (bintang) harus dibumikan
Trafo tegangan dengan 2 pengenal sekunder
Contoh :
A. (150.00/V3) / (100/V3) - (100/V3) V Rangkaian sekunder 2
buah yang dapat mempunyai karakteristik yang berbeda.
B. (20.000/V3) / (100/V3) - (100/3) V100/3 V digunakan untuk
mendapatkan tegangan urutan nol, dan pada saat gangguan 1 fase ke bumi V0
menjadi 100 V maksimum.
Penandaan
Primer : P1 dan P2
Primer : P1 dan P2
Sekunder : pertama 1S1 – 2S2 untuk pengukuran dan proteksi
pengaman cadangan. Kedua 2S1 – 2S2 untuk proteksi pengaman utama
Masing - masing sekunder dapat mempunyai klas ataupun beban mempunyai klas ataupun burden (beban) sama atau berbeda
PT dengan 2 sekunder yang sama khususnya digunakan pada GI tegangan ekstra tinggi.
Masing - masing sekunder dapat mempunyai klas ataupun beban mempunyai klas ataupun burden (beban) sama atau berbeda
PT dengan 2 sekunder yang sama khususnya digunakan pada GI tegangan ekstra tinggi.
ACCURACY CLASS DAN RATED BURDEN PT
Rated burden PT dapat dijelaskan sebagai berikut:
~ bila burden digunakan untuk komponen metering dan poteksi,
kelas akuurasi untuk metering dipilih harus lebih baik dari pada untuk
proteksi.
~ Burden dari PT adalah penjumlahan dari total burden dari
semua beban yang tersambung ke PT.
Accuracy classes sesuai IEC 60044-2
class
|
RANGE
|
|
LIMIT OF
|
ERRORS
|
Application on
|
|
Burden %
|
Voltage %
|
Ratio %
|
Phasa displacement min
|
|
0.1
|
25 – 100
|
80 – 120
|
0.1
|
5
|
Laboratory
|
0.2
|
25 – 100
<100 VA
0-100%
Pf=1
|
80 – 120
|
0.2
|
10
|
Pracision and revenue metering
|
0.5
|
25 – 100
|
80 – 120
|
0.5
|
20
|
Standard revenue metering
|
1.0
|
25 – 100
|
80 – 120
|
1.0
|
40
|
Industrial grade meters
|
3.0
|
25 – 100
|
80 – 120
|
3.0
|
-
|
instruments
|
3P
|
25 – 100
|
5 – Vf
|
3.0
|
120
|
protection
|
6P
|
25 – 100
|
5 – Vf
|
0.6
|
240
|
protection
|
KESALAHAN
PERALATAN
Jika
jatuh tegangan trafo tidak diperhitungkan, dalam hal ini tidak ada pada
tegangan primer, maka dapat dijelaskan ada kesalahan antara tegangan primer dan
sekunder.
Tetapi
dalam kenyataannya tidak mungkin,
tegangan jatuh dalam tahanan belitan,
hal ini berpengaruh pada perbandingan antara primer dan sekunder.
Us=
xUp-∆U
Dimana:
∆U = tegangan jatuh
Kesalahan dalam reproduksi PT akan nampak pada amplitudo dan
fase, kesalahan pada amplitudo dikatakan sebagai kesalahan tegangan atau
kesalahan ratio dan kesalahan pada fase dikatakan sebagai pergeseran fase.
Vektor
tegangan Vektor
memperlihatkan tegangan sekunder sebagai refrensi diambil 100%
Penjelasannya
sama di trafo arus
TRAFO ARUS
Trafo arus/ Current traformator (CT) adalah suatu peralatan
listrik yang dapat memperkecil arus, dari arus besar menjadi arus kecil, yang
dipergunakan dalam rangian arus bolak balik.
Fungsi CT adalah untuk memperoleh arus yang sebanding dengan
arus yang hendak diukur, dan untuk memisahkan sirkuit dari sistemyang arusnya
hendak diukur terhadap sirkuit dmna instrumen tersambung.
Secara
normal yang sesuai standar IEC terminal S2/I harus ditanahkan
sebagai pengamansekunder CT terhadap tegangan tinggi akibat kopling kapasitif,
sehingga sudut antara arus primer dan sekunder = nol, kalau S1/k
yang ditanahkan maka sudut arus antara primer dan sekunder menjadi 1800.
Dalam
kenyataannya arus primer yang masuk ke sekunder sebagian akan masuk ke maknetik
yang terdapat pada sekunder.
Rangkaian equevalent arus sisi sekunder
Vektor dar
arus CT Vektor
memperlihatkan arus sekunder sebagai refrensi diambil 100%
Pada
gambar terlihat arus dari sisi primer tidak semua masuk kesisi sekunder,
sebagaian arus akan masuk ke rangkaian inti, sehingga terjadi pergeseran sudut
seperti terlihat pada gambar 3. Hal ini dikatakan sebagai kesalahan reproduksi
dari CT. Kesalahan reproduksi akan terlihat dalam amplitudo dan fase, kesalahan
dalam amplitudo dikatakan sebagai kesalahan arus atau kesalahan ratio, kalau
kesalahan fase dikatakan sebagai pergeseran fase. Pada gambar 4, memperlihatkan
arus sekunder Is dipilih sebagai acuan dalam 100%, sebagai poros
sumbu yang dapat dibagi dalam persen. Sejak sudut sangat kecil, maka kesalahan
arus ɛ dan kesalahan fase δ langsung dapat dibaca dalam persen dan axies
tersebut (ɛ = 1% = 1 centiradians = 34,4 minute).
Sesuai penjelasan diatas, bahwa kesalahan arus
positif, jika arus sekunder melebihi arus pengenalnya dan kesalahan fase
positif jika arus sekunder leading (mendahului) dari arus primer. Sebagai konsekuensi
axis ɛ akan turun dan axis δ akan kekanan.
Kesalahan tranformasi
(transformasi error)
Adalah perbandingan antara arus primer dan arus
sekunder
Kn = Ip / IS
Kesalahan arus (current error)
ɛ(%) = (KnxIS –
Ip / Ip) x 100 %
Dimana:
Kn = perbandingan transformasi
ɛ = kesalahan arus (%)
IS = arus sekunder sebenarnya
(Amp)
Ip = arus primer sebenarnya (Amp)
Karena
adanya perbedaan antara arus yang masuk di sisi primer dengan arus yang terbaca
disisi sekunder, dapat menimbulkan perbedaan ratio transformasi arus yang
sebenarnya dengan kenyataannya. Bila CT dipergunakan untuk pengukuran energi
(kWh meter), kesalahan arus ini sangat berpengaruh terhadap pengukuran energi.
Security factor (Fs)
Faktor security (security factor) adalah Ratio
dari sekuriti arus primer pengeal (IPS) dan arus primer pengenal (Ip)
FS = IPS / Ip
Sekuriti
dari meter yang dihubungkan ke CT, adalah kebalikan dari FS nya.
Sesuai standar security factor (FS) = FS5.
Rated Short – Time Thermal
Current (Ith).
Adalah nilai rms dari arus primer, dimana CT
tidak rusak dalam waktu satu detik, bila waktu arus thermal-hubung singkat
pengenal dipakai dalam tiga detik dipergunakan dalam satu detik. Short time
thermal current dapat diperhitungkan dengan persamaan:
Ith.,t
= Ith / √t
Rated dynamic current (Idyn)
Adalah nilai puncak dari arus primer CT, tanpa
ada kerusakan secara electric dan mechanic yang dihasilkan dari tenaga
elektromagnetik:
Idyn = 2,5 x Ith
Composite error (∑c)
Adalah pada kondisi dibawah
steady state, nilai rms mempunyai perbedaan antara nilai sesaat dari arus
primer dan nilai sesaat dari arus sekunder sebenarnya yang dikalikan dengan
ratio CT pengenal, composite error diekspresikan dalam persen dari nilai rms
arus primer yang dapat ditulis dalam bentuk matematis, sebagai berikut:
∑c= (100/ Ip) √1/T T∫0 (KN
iS – iP)2 dt
Dimana
:
KN = transformation ratio pengenal
IP = nilai rms dari arus primer
iP = nilai sesaat (the instantaneous value) dari arus
primer
iS = nilai sesaat dari arus
sekunder
T = Waktu dalam satu periode (one cycle) dalam detik.