Trafo
arus/current transformer (CT) adalah suatu peralatan listrik yang dapat
memperkecil arus besar menjadi arus kecil, yang dipergunakan dlaam rangkaian
arus bolak-balik. Fungsi CT adalah untuk memperoleh arus yang sebanding dengan
arus yang hendak diukur
(sisi sekunder 5 A atau 1 A) dan untuk memisahkan
sirkuit dari sistem yang arusnya hendak diukur (yang selanjutnya di sebut
sirkuit primer) terhadap sirkuit dimana instrumen tersambung (yang selanjutnya
disebut sirkuit sekunder). Berbeda dari transformator tenaga yang arusnya
tergantung beban disisi sekunder, tetapi pada trafo arus seperti halnya Ampere
meter yang disisipkan ke dalam sirkuit primer, arusnya tidak tergantung beban
disisi sekunder, melainkan semata-mata tergantung pada arus disisi primernya.
1. Rankaian
Trafo Arus
Trafo arus/Current Transformers terdiri
dari belitan primer, belitan sekunder dan inti maknetik. Jika arus primer yang
masuk ke CT ke terminal P1/K dan arus yang mengalir ke sekunder
dinamakan terminal S1/k, seperti terlihat pada gambar 1 (lihat arah
arus sekunder Is yang masuk ke ampere meter). Selanjutnya terdapat
terminal kedua pada CT disisi primer yaitu P2/L adalah terminal yang
arusnya diperoleh dari P1/k yang dialirkan ke beban dan S2/l
sisi sekunder adalah terminal yang arusnya diperoleh dari S1/k.
Dalam hal ini,
polaritas sisi sekunder harus disesuaikan dengan datangnya arus di terminal
sisi primer (tidak boleh terbalik). Secara normal yang sesuai standar IEC
terminal S2/l harus ditanahkan sebagai pengamanan sekunder CT
terhadap tegangan tinggi akibat kopling kapasitif, sehingga sudut antara arus
primer dan sekunder = nol, kalau S1/k yang ditanahkan maka sudut
arus antara primer dan sekunder menjadi = 1800.
Pada
gambar 1 terlihat arus yang masuk ke sekunder (Is) diperoleh dari
arus primer (Ip), yang diasumsikan arus dari primer tidak ada error
(kesalahan) seperti terlihat pada persamaan I1/I2 = N2/N1.
Dalam kenyataanya arus
primer yang masuk kesekunder sebagaian akan masuk ke inti maknetik yang
terdapat pada sekunder tersebut, seperti terlihat pada gambar 2 dibawah ini:
Pada
gambar 2 terlihat arus dari sisi primer tidak semua masuk kesisi sekunder,
sebagaian arus akan masuk ke rangkaian inti, sehingga terjadi pergeseran sudut
seperti terlihat pada gambar 3. Hal ini dikatakan sebagai kesalahan reproduksi
dari CT. Kesalahan reproduksi akan terlihat dalam amplitudo dan fase, kesalahan
dalam amplitudo dikatakan sebagai kesalahan arus atau kesalahan ratio, kalau
kesalahan fase dikatakan sebagai pergeseran fase. Pada gambar 4, memperlihatkan
arus sekunder Is dipilih sebagai acuan dalam 100%, sebagai poros
sumbu yang dapat dibagi dalam persen. Sejak sudut sangat kecil, maka kesalahan
arus ɛ dan kesalahan fase δ langsung dapat dibaca dalam persen dan axies
tersebut (ɛ = 1% = 1 centiradians = 34,4 minute).
Sesuai
penjelasan diatas, bahwa kesalahan arus positif, jika arus sekunder melebihi
arus pengenalnya dan kesalahan fase positif jika arus sekunder leading
(mendahului) dari arus primer. Sebagai konsekuensi axis ɛ akan turun dan axis δ
akan kekanan.
2. DEFINISI
Kesalahan
tranformasi (transformasi error)
Adalah
perbandingan antara arus primer dan arus sekunder
Kn
= Ip / IS
Kesalahan
arus (current error)
ɛ(%)
= (KnxIS – Ip / Ip) x 100 %
Dimana:
Kn =
perbandingan transformasi
ɛ =
kesalahan arus (%)
IS =
arus sekunder sebenarnya (Amp)
Ip = arus primer sebenarnya (Amp)
Karena adanya perbedaan antara arus yang
masuk di sisi primer dengan arus yang terbaca disisi sekunder, dapat
menimbulkan perbedaan ratio transformasi arus yang sebenarnya dengan
kenyataannya. Bila CT dipergunakan untuk pengukuran energi (kWh meter),
kesalahan arus ini sangat berpengaruh terhadap pengukuran energi.
Security
factor (Fs)
Faktor
security (security factor) adalah Ratio dari sekuriti arus primer pengeal (IPS)
dan arus primer pengenal (Ip)
FS
= IPS / Ip
Sekuriti dari meter yang dihubungkan ke
CT, adalah kebalikan dari FS nya. Sesuai standar security factor (FS)
= FS5.
Rated Short – Time
Thermal Current (Ith).
Adalah nilai rms dari arus primer,
dimana CT tidak rusak dalam waktu satu detik, bila waktu arus thermal-hubung
singkat pengenal dipakai dalam tiga detik dipergunakan dalam satu detik. Short
time thermal current dapat diperhitungkan dengan persamaan:
Ith.,t
= Ith / √t
Rated dynamic current
(Idyn)
Adalah nilai puncak dari arus primer
CT, tanpa ada kerusakan secara electric dan mechanic yang dihasilkan dari
tenaga elektromagnetik:
Idyn = 2,5 x Ith
Composite error (∑c)
Adalah pada kondisi dibawah steady
state, nilai rms mempunyai perbedaan antara nilai sesaat dari arus primer dan
nilai sesaat dari arus sekunder sebenarnya yang dikalikan dengan ratio CT
pengenal, composite error diekspresikan dalam persen dari nilai rms arus primer
yang dapat ditulis dalam bentuk matematis, sebagai berikut:
∑c= (100/
Ip) √[1/T T∫0
(KN
iS – iP)2 dt]
Dimana :
KN =
transformation ratio pengenal
IP =
nilai rms dari arus primer
iP =
nilai sesaat (the instantaneous value)
dari arus primer
iS =
nilai sesaat dari arus sekunder
T =
Waktu dalam satu periode (one cycle)
dalam detik.